Kamis, 28 Juli 2016

Tamu Mengganggu

Namanya jadi Ibu itu kompleks. Rasanya semua rasa dirasain deh #apasih hehe..
Tapi yang paling sedih kalau liat si bayi nangis susah tidur. Duh kasian kan capek tapi nggak bisa tidur. Kita aja kalau susah tidur atau kurang tidur badan rasanya kurang fit, gimana bayi? 

Nah, kebetulan langit tipikal anak yang kalau mau tidur harus tenang kalau udah tidur, mau ada suara bom dia juga tetep tidur. Tapi kalau mau tidur harus nggak ada suara. Tipikal bayi beda beda ya buibu, ada yg bisa tidur kapan aja dimana aja pokoknya disuasana bagaimanapun tapiii ada juga yg harus nyaman. Nah langit kategori yg ke-2. Repot? Banget. Apalagi kalau ada kerjaan lain yg harus saya kerjakan.

Tapi yg paling annoying itu ada tamu yg sering dateng kerumah itu itu aja orangnya dia lagi dia lagi. Siang bertamu, makan siang numpang tidur siang. Magrib dateng, pulangnya larut malam. Bujangan? Nggak kok dia punya keluarga, tapi saya nggak tau kenapa hidupnya sebebas itu. Bukan urusan saya juga untuk cari tahu. Hehe.. 
Cuma kalo udah ngobrol itu lho suaranya haduh boro boro langit mau merem. Melotot terus kali keganggu. 

Menurut saya tamu macam ini agak mengganggu ya terlebih keseringan bertamunya bahkan kadang bikin si tuan rumah kurang nyaman karena kurang bebas didalam rumah mau ngapa-ngapain kan nggak bebaslah pokoknya. Mana bertamunya betaaaaah banget rasanya saya pengen bilang : 'nggak sekalian nginep atau pindah rumah disini aja?'. Etapi nanti beneran lagi hahaha.. jangan deh yaa..

Dari kecil, keluarga saya mengajarkan tata krama, disiplin dan sopan santun. Dulu sih tiap diingetin mama cuma bales sambil ngomel. Perasaan cerewet betul apa apa banyak aturan. Tapiii setelah makin besar baru saya ngerasain kalau hidup mau enak ya memang harus ada aturan. Ada orang yg bilang kebahagiaan itu kalau kita bebas. Ya bebas yg bagaimana dulu? Bagi saya, kalau hidup nggak ada aturan, ya hidup di hutan aja yakan? Simpel..

Saya senang bgt kok dikunjungi tapi kalau terlalu sering dan dia lagi dia lagi sih namanya mengganggu privasi. Saya yakin kok dia kalau ada diposisi saya jg nggak mau. Mana ada sih org yg mau kerepotan dirumahnya sendiri? Yakan?
Ingat juga jam bertamu itu sebaiknya tidak mengganggu tuan rumah. Jangan bertamu terlalu pagi karena pagi-pagi semua orang sibuk. Bangun tidur, belum mandi, siap siap ke kantor dll. Jangan pula bertamu saat magrib karena biasanya orang mau ibadah, siap siap mandi, makan dan beristirahat pulang kantor. Berilah jeda setelah magrib itu baru waktu yang pas. Yang paling mengganggu dari semuanya adalah bertamu larut malam bahkan dini hari. Nggak ngerti mau bertamu apa ngajak ngeronda sih? Bangunin orang tidur woooyyyy.. 

Saya rasa semua orang nggak suka diganggu kan? Jadi etika tadi penting buat saya dan menurut pendapat saya pribadi bukan bermaksud menyalahkan atau memojokkan pihak lain yang punya penilaian dan cara pandang lain.

Semoga bermanfaat ! 

Selasa, 26 Juli 2016

Breastmilk Jaundice (Kuning karena ASI)

Jaundice (kuning) pada bayi merupakan hal yang wajar karena bayi yang baru lahir memiliki kelebihan bilirubin (unsur kuning) pada darahnya. Bayi baru lahir memiliki kadar sel darah yang tinggi sehingga memicu produksi bilirubin. Bilirubin sendiri terbentuk ketika sel-sel darah merah yang tua dihancurkan. Hal ini biasanya hanya terjadi beberapa minggu saja dgn disinari matahari pagi pukul 7-8 pagi atau bila kadar bilirubinnya terlalu tinggi dan bahkan sampai demam dilakukanlah fototerapi di rumah sakit. 

Saya mau sharing cerita sedikit. Tanggal 23 April 2016 anak saya lahir. Tapi setelah dibawa pulang kerumah terlihat kulitnya kekuningan dan kebetulan beberapa hari pulang dr rumah sakit tidak ada panas sama sekali. Dan tanggal 27 April anak saya di fototerapi dengan rujukan 24 jam dengan 2 lampu bluelight karena kadar bilirubin yang cukup tinggi, 18.6. Sebagai orang tua saya sedih. Ditambah 2 hari berturut turut asi saya belum keluar jadi baru hari ke-3 anak saya mendapatkan asi itupun sama sekali belum memadai sehingga dia kuning. Kabar baiknya, tidak sampai 24 jam kadar bilirubinnya sudah turun sehingga anak saya boleh dibawa pulang. HORREEE !!!!

Tapi sayangnya belum selesai sampai disitu. Saat kontrol dan imunisasi di hari ke-11 anak saya masih kuning padahal setiap hari sudah saya jemur 45-60 menit sehingga kulitnya yang tadinya putih jd agak cokelat eksotis semacam ditanning haha..
Dokter bilang ini masih kuning jadi harus dilakukan serangkaian tes penyebabnya apa krn dikhawatirkan virus atau ada infeksi lain. Ya Tuhan :(((

Waktu itu Dsa merujuk untuk dilakukan tes G6PD, hematologi lengkap, urine lengkap, TSH-s, Bilirubin (again and again) dan FREE T-4 banyak yaa huhu..
Akhirnya anak saya melakukan serangkaian tes itu semua dan hasilnya bagus namun kadar bilirubinnya saat usia 1 bulan masih 10.58 yang seharusnya normalnya 2 atau bahkan dibawah 1 *panik again*
Tapi yang bikin saya nggak khawatir adalah anak saya minumnya kuat, aktif dan tidak tidur terus. Biasanya kalau kuning itu loyo bahkan nggak mau minum. Dokter akhirnya menyarankan untuk cek bilirubin lagi dan hasilnya masih 7. Dan dirujuk lagi untuk 1 atau 2 minggu ke depan cek bilirubinnya kalau terus menurun berarti karena asi tapi kalau tidak menurun harus ada serangkaian tes lagi yang harus dilakukan. OMG.

Bagaimana rasanya ketika seorang ibu menyusui anaknya dan bertatapan mata tapi matanya kuning? Entahlah. Sedih rasanya. Hancur. 
Tapi 2 bulan 7 hari kemudian semuanya hilang waktu kontrol ke dokter lagi dokter blg sudah tidak kuning dan ini karena asi. Aneh sih saya baru tau asi menyebabkan kuning hehe..

Kasus ini dinamakan breastmilk jaundice (kuning karena asi). Jadi 1 dari 200 bayi mengalami hal demikian *langka boookk*.
Jadi mudahnya begini, tugas hati adalah memetabolisme bilirubin untuk dikeluarkan melalui usus kemudian dikeluarkan berupa feses dan urine. Nah dalam asi saya ada kandungan suatu zat tertentu yang menyebabkan kinerja hati untuk memetabolisme bilirubin tsb menjadi lbh lambat dari seharusnya sehingga pembuangannya melalui feses dan urine menjadi tidak sempurna. Kira kira begitu.

Sebetulnya secara medispun kasus ini tidak diketahui penyebab pastinya, krn asi yang seharusnya menjadi sumber kehidupan bayi kenapa jadi terkesan tidak cocok untuk si bayi. Tapi, bukan berarti asupan asi harus dihentikan ya. Asupan asi tetap diberikan sebanyak-banyaknya semau bayi kecuali pd kondisi keadaan tertentu yang menyebabkan bayi dalam kondisi mengkhawatirkan kemungkinan pemberian asi akan di stop sementara.

Jaundice (kuning) dalam hal ini justru tidak membahayakan dan tidak membutuhkan fototerapi khusus seperti biasanya karena akan hilang sendiri 1.5 sampai 3 bulan kemudian.
Melihat mata anak saya sebening embun itu bahagianya luar biasa. Ya Tuhan terima kasih :)

Lelah yang dirindukan

Berbicara masalah parenting rasanya tak akan ada habisnya.
Siapa bilang dunia parenting itu mudah?
Siapa bilang juga dunia parenting itu sulit?
Tergantung dilihat dari sudut pandang mana dan mata siapa yang melihat tentunya.
Selama 3 bulan saya berkecimpung di dunia ini rasanya kompleks. Lelah, emosi, bad mood tapi bahagia.

Menurut saya, memutuskan untuk menikah sama dengan berusaha untuk meminimalisir kebebasan. Disini awal dari semua egoisme ditahan, demi kebahagiaan pasangan. Kalau seseorang berpendapat bahagia adalah bebas, rasanya terlalu egois. Rasanya tak ada orang hidup yang bebas tanpa aturan terlebih hidup dgn manusia lainnya. Semuanya pakai aturan kan?

Terlepas dari semua itu, berkomitmen untuk berumah tangga tandanya telah siap menjadi orang tua dan menjadi panutan kelak untuk keturunannya.
Saya bohong kalau bilang dunia parenting itu mudah, nyatanya saya kewalahan mengurus bayi yang usianya baru 3 bulan. Pekerjaan rumah menumpuk dan urusan bayipun menumpuk dan semuanya tanpa nanny.

Terkadang saya harus mencuri waktu untuk hanya sekedar makan, minum, mandi atau ibadah. Makan 5 menit nyaris tersedak, mandi 5 menit, bahkan ibadah jadi super kilat ketika si bayi menangis. Suara suara berisik mengganggu menjadi hal paling menyebalkan ketika si bayi akan tidur tapi terganggu sedangkan pekerjaan rumah sudah menunggu. Rasanya menangis pun tidak cukup untuk melepaskan segala kekesalan itu.

Tapi, disinilah seninya. Lelah itu berujung bahagia. Semuanya demi sang buah hati. Ketika egoisme harus dipendam dalam-dalam dan emosi ditekan kuat kuat. Semua lelah, semua keringat dan semua keluh kesah itu akan menjadi hal yang paling saya rindukan nantinya, oleh karena itu saya berusaha menikmatinya walaupun sampai saat ini masih terseok-seok menjalaninya. Itu hanya sekelumit kecil dari dunia ini, tapi mendidik buah hati adalah hal tersulit yg mungkin pernah ada.

Rabu, 15 Juni 2016

Parenting is Everything

Parenting lagi parenting lagi..
Komentar lagi komentar lagi..
Yah begitulah manusia memang nggak pernah ada habisnya untuk berkomentar dan mereka yang komentar ini itu justru kadang belum pernah ngerasain seperti kondisi yang kita sedang alami.
Masalah parenting sih rasanya nggak akan pernah ada habisnya untuk dikomentarin.

Mulai dari melahirkan normal atau sectio, minum asi atau susu formula, ibu rumah tangga atau working mom, dan masih banyak permasalahan lain yang menarik buat dikomentarin. Kalau menurut saya sih, tiap orang tua punya cara masing-masing untuk men-treat anaknya jadi sebaiknya tidak membandingkan bagaimana si A mengurus anak dgn si B ataupun sebaliknya. Saya rasa, yang orang tua lakukan untuk anaknya adalah yang tebaik bagi versi masing-masing orang tua, daaaaan beda anak beda perlakuannya bukan? Absolutely YES !

Sebetulnya saya nggak kesinggung sih kalau dibanding-bandingkan dgn org lain sama org yang nggak ngerti atau belum memasuki dunia parenting. Sekarang gini, dia ngerasain aja belum terus ngomentarin yah sama aja cuma lihat dari luarnya aja dan sebagian kecil. Jadi ya disenyumin aja mungkin dia kurang piknik. hahaha..
Kesel sih iya, yang punya anak kita kok dia yang repot ya hehe.. tapi yasudahlah whatever we do, people will always something to say kan? haha..

Balik lagi ke dunia parenting, mengurus anak itu susahnya bukan main salut deh sama mama dan ngerasa terharu banget kalau udah ngerasain gimana susahnya. Dari ngerawat, ngasuh dan ngedidik. Salut sama didikannya juga. Makasih mama :*

Terus nih udah susah susah ngejaga anak dgn baik, kadang ada orang orang yg kurang bertanggung jawab berlaku seenaknya. Contoh, pegang pegang bayi tanpa cuci tangan (apalagi perokok, dari perjalanan, habis pegang binatang berbulu seperti kucing, anjing, kelinci dll). Duh rasanya jengkel banget banget. Saya yang ibunya aja mau pegang cuci tangan plus dgn handwash atau minimal pakai hand sanitizer, tenggorokan nggak enak sedikit pakai masker dan baju khusus menyusui, keluar rumah dan masak pun saya pisah. Terus ada org nggak sehati hati itu? Duh rasanya sakit hati dan ini pasti dialami sama semua bukibuk kalau mengalami kondisi seperti saya. Mau ngasih tau suka nggak enak krn yang berbuat ini masih bisa dibilang keluarga, kalau org lain enak negurnya, susahnya kalau hal ini terjadi masih di lingkup dekat. Saya yakin kok kalau yang beneran paham bagaimana men-treat bayi dgn baik nggak akan berlaku begitu. Tapi kalau sudah kebiasaan ya sulit sepertinya.

Tapi saya mulai membiasakan bersikap tegas krn kalau nggak, saya yg rugi. Kalau anak saya kenapa kenapa siapa yg bertanggung jawab? Ya saya kan? Itulah kenapa saya nggak suka kalau usia bayi masih kecil (dibawah 4 atau 6 bulan) terlalu banyak berinteraksi dgn dunia luar. Bukannya terlalu mengekang, semua ada waktunya yg tepat kok seperti ibu saya yang juga membawa saya bepergian jauh dgn kendaraan saat usia saya 7 bulan. Kenapa? Bayi dibawah usia 4 atau 6 bulan, sistem imunnya masih terbatas krn vaksin yg masuk ke dalam tubuh jg masih terbatas, jadi sebaiknya mencegah lebih baik daripada mengobati kan? Kalau memang tidak ada urusan yang sangat mendesak, saya nggak akan membawa keluar anak saya tapi kalau orang tua lain berlaku berbeda, ya itu hak mereka, kan sudah saya bilang beda orang tua beda perlakuan dan beda anak beda pula perlakuannya. Cukup hargai saja jangan dikomentari atau dibanding-bandingkan karena nggak ada orang yang suka dibandingkan..

Oke moms, saya cuma mau cerita itu aja sih itu menurut saya bukan bener atau salah ya. Parenting nggak akan pernah ada salah atau benarnya karena penilaiannya ada pada orang tua masing-masing cause every parents have a different ways to treat their babies. So stop judging, comparing and bullying them.

Kamis, 02 Juni 2016

Kenapa Harus Langit?

Banyak wajah bingung saat mereka menanyakan nama anak saya.
"Siapa namanya?"
"Langit"
"Langit?" *dahi mengernyit*

Mungkin kalau bulan, bintang, pelangi, guntur, awan sudah familiar ya? 
Kenapa harus Langit? Jawabannya nggak tau. Ya suka aja menurut saya bagus.

Seingat saya, dulu saya pernah nonton film dan pemeran utamanya namanya Langit. Ganteng, cerdas dan pantang menyerah. Terus pemeran wanitanya itu pemilik suatu perusahaan dan si Langit ini sales asuransi yang menawarkan jasa asuransi ke wanita tsb. Nah, ceritanya tidak 1 pun perusahaan asuransi yg berhasil meyakinkan wanita tsb untuk join krn wanita ini nggak mudah percaya sama bujuk rayu sales asuransi yang menurutnya penipu semua. Akhirnya sales asuransi di tempat Langit bekerja menugaskan Langit untuk merayu si wanita ini agar mau bergabung menjadi nasabah di perusahaannya. Awalnya sulit, tapi si Langit ini pantang menyerah dan sampai akhirnya si wanita menjadi nasabah Langit dan pada akhirnya mereka menikah haha.. inti ceritanya begitu sih lupa krn sudah terlalu lama. 

Nah sejak menonton film itu saya bertekad kalau nanti punya anak harus dikasih nama Langit. Itu entah tahun berapa. Seingat saya saat itu saya masih SMU atau kuliah semester awal. 

Dan ketika hasil usg mempelihatkan anak kami laki-laki, yasudahlah dgn senang hati kami beri nama Langit. Kebetulan suami jg setuju.
Nama lengkapnya : Langit Arendra Bimasena
Artinya :
Langit : tinggi namun tdk tinggi hati *harapan saya*
Arendra : Anak Reski dan Hendra :p
Bimasena : Perkasa dan berkilauan cahaya

Keren kan artinya? *apasih* hahahaha..
Tapi suka bingung sih kalau orang tanya terus saya jawab wajah mereka malah mengernyit kayak aneh gitu. Entahlah apa yang ada dibenaknya haha..

Itulah sedikit ulasan kenapa harus Langit :)

Menjadi Ibu Tidak Mudah

Hamil, melahirkan, menyusui, mpasi, mengurus anak dan bla bla bla lainnya..
Rasanya jadi wanita itu nggak ada istirahatnya ya?
Daaaan setelah kita jadi Ibu, barulah berasa gimana suka dukanya dan jadi ngerasa dosa banget sama Ibu tentunya karena mulai dari hamil dan membesarkan anak itu hal luar biasa. AMAZING ! huftt...
Satu kata mewakili semuanya rasanya cukup untuk dunia perparentingan : WOW
Udah gitu aja dan mewakili semuanya huaaaaah...

Awalnya saya mengira mengurus anak hal mudah, sepele. Kalau nangis, disusuin juga diem. Pampersnya penuh ya tgl diganti. Kalau sakit tgl bawa ke dokter. Kalau asinya bener bener nggak keluar ya tinggal dikasih sufor. Udah selesai. Simpel kan? Enak banget ya cara berpikirnya? Faktanya sih jauh banget dari itu semua bukibuk ckck..

Sebetulnya saya nggak pernah ngerasa kesulitan ngurus anak kecil, krn dari kecilpun sering ngurus sepupu yg msh balita. Anak kecil yah bukan bayi. Emang nggak sama ya? Bedalah haha..

Saya mau cerita sedikit pengalaman saya sebagai ibu ibu newbie yang baru melahirkan hihi..
Niat saya cuma ingin berbagi pengalaman aja bukan maksudnya mengeluhkan atau menakut-nakuti mereka yang baru berumah tangga kalau dunia perparentingan itu keras ya bukibuk. Karena keras atau tidaknya bergantung kepada tiap orang yang menjalaninya kan? Hihi..

Awalnya, saat tau hamil lagi (setelah sebelumnya keguguran) rasanya luar biasa. Seneng, trauma, parnoooo juga. Maklum saya parnoan orangnya haha..
Hamil ribet? Bisa dibilang iya, terlebih untuk mereka yang mual-mual. Alhamdulillah selama hamil saya cuma muntah 5x dan itupun selalu malam setelah saya plg kantor. Itupun krn makan saya kebanyakan *rakus*
Waktu hamil saya mikir krn ada 2 badan, maka porsinya double nah jadi begah dan pengen muntah. Padahal, hamil justru makannya sedikit sedikit tapi sering. Nah, setelah saya coba emang nggak pernah muntah atau mual lagi. Jadi sebetulnya saya nggak merasakan morning sickness. Anak pinterrrr yaa kamu nak. Terima kasih. hihi..
Lalu bagaimana dgn yg mengalami morning sickness dan mereka harus pergi ke kantor? Duh gak kebayang. Soalnya saya tipikal org yg gampang mengeluh jd mgkn Tuhan nggak kasih mual mual ke saya biar kadar mengeluh saya sedikit berkurang *apasih*

Nah, hamil baru awal dari sekelumit masalah parenting. Setelah hamil, melahirkan, lalu menyusui dan mengurus anak, terus mpasi, terus anak persiapan masuk playground dan seterusnya tiada habisnya *inhale* *exhale*

Itu mungkin masalah besarnya sedangkan tiap masalah td punya submasalah lagi *macem skripsi ya* Misalnya, saat hamil mual muntah, sering pendarahan/flek, bb kurang, kontraksi dini, janin sungsang dll. Terus melahirkan, udah waktunya belum jg mules, harus induksi, operasi, preeklamsia dll buanyak banget.
Menyusui? Sama aja. Masalah asi belum keluar, flat nipple, inverted nipple, jaundice (ini aja macemnya banyak), tongue-tie, lip-tie, duh banyak amat yaaaak? Kapan selesainya? Nggak akan pernah selesai buat yg namanya urusan parenting. Terus masih mau ngelawan sama orang tua? Apalagi Ibu? BIG NO NO kayaknya. Capek banget bro sis ngurus anak, belom ngerawatnya, ngedidiknya, ngejaganya huft rasanya nggak sanggup.. tapi harus, karena anak titipan Tuhan yang paling berharga. Dan taukan gimana kita harus ngejaga titipan dari orang? Apalagi Tuhan. Duh dalem banget ya? ;((
Langit kesayangan kami semua :*

Okelah, singkat cerita tanggal 23 april kmrn saya melahirkan Langit melalui operasi sectio. Rasanya gimana? Sakit.
Cuma sakit? Sakit banget ketika 1 hari pasca operasi saya paksain untuk jalan dan ke toilet sendiri bahkan 1 hari pasca operasi saya sudah BAB hahaha kebayang dong gimana ngedennya pasca operasi? Sedaplah pokoknya..

Nah, kalau orang bilang melahirkan melalui operasi sama aja nggak pernah ngerasain melahirkan, itu salah besar. Melahirkan normal atau operasi sama sama sakit kok. Bedanya cuma bagiannya aja yang nggak sama sakitnya. Kalau sectio sakitnya krn dibuat, kalau normal labour sakitknya alami krn janin mau keluar. Justru penyembuhan pasca sectio lama banget. Ada yang sampe tahunan masih nyeri saat menstruasi. Terus pasca operasi siapa bilang fine fine aja. Nggak sama sekali. Rasanya? Duh kalo dibayangin jadi takut hamil lagi sesungguhnya :3

Cuma kadar rasa sakit buat tiap orang kan berbeda. Menurut si A bisa aja sakit banget tapi krn si B biasa nahan sakit ya hanya sakit aja mungkin. Bisa jadi si C ngerasanya biasa aja atau nggak sakit dan banyak kemungkinan lainnya. Yah, semua orang yang nggak ngerasain emang paling bisa dan ngerasa paling bener buat komentar haha.. yasudahlah lupakan... bhay..

Anak saya lahir termasuk dalam kategori besar ya. Beratnya 3.5 kg dan panjangnya 50 cm dan saya melahirkan di usia kandungan tua 41 minggu. Itupun dokter masih mau nunggu krn air ketuban saya masih banyak, dan mungkin itu salah satu yang jadi alasan dokter gak bisa nunggu lagi 1 minggu ke depan takut janin bertambah besar dan makin susah dikeluarin huhu..
Pokoknya Langit lahir dgn selamat sentausa lah yaa dan mirip saya plek plek-an banget. Alhamdulillah haha :p

Tapi 1 masalah muncul, asi saya belum keluar dan ditambah saya flat nipple. Stress nggak? Bangeeeet krn saya tipikal over thinking. Masalah kecil saya pikir sampai dalam-dalam. Sebetulnya flat nipple bukan masalah sih, krn menyusui di areola. tapi kebetulan Langit tongue-tie jadi lumayan jadi kendala krn buat perlekatan yang betul sulit banget. Saat udah melekat eh meleset. Dilekatin lagi meleset lagi jadi lama lama dia ngamuk dan nangis krn menyusunya nggak nyaman, (masalah tongue-tie udah saya bahas di postingan sebelum ini ya). Itu dalam hal menyusui saya udah ngalamin 3 submasalah (asi belum keluar, flat nipple dan tongue-tie) dan jadi 4 submasalah krn akhirnya Langit jadi jaundice ;((

Finally, selama 2 hari saya paksa susuin daaaan tetep gak ada hasil. Yaudah Langit gak minum sama sekali. Sampai hari ke 3 asi keluar tapi belum banyak jadi ya ngasihnya seadanya itupun dipompa krn dia jadi jejeritan saat nyusu dan lepas lagi lepas lagi huft.. akhirnya terpaksa Langit harus di phototeraphy akibat breast feeding jaundice. Ya Tuhan :(((((( sedih dan hancur rasanya. Asi ya makin seret krn makin stress. But, phototeraphy nya gaksampa 24 jam dan Langit boleh dibawa pulang.

Nah masalah masih berlanjut karena tanpa saya tau Langit tongue-tie makanya dia agak susah buat menghisap (denger tongue-tie aja saya syok padahal gak tau itu apa huahaha). Dipaksa bisa tapi puting saya lecet, pecah dan berdarah. Rasanya gimana? Sakit banget kebangetan malah ! Bahkan rasa sakit pasca sectio kalah sama rasa sakit ini, tapi saya berusaha tahan, setiap nyusuin keluar air mata sama nahan jerit. Demi dia bisa menyusu. Asi menurut saya segalanya krn cuma itu makanannya sekarang.
Cerita akhirnya Langit di incisi dan menyusunya semakin membaik *hamdalah*
Huft *lap keringet*

Ceritanya udah selesai? Belum ibu ibu, sekarang saya kepikiran duh asi nya cukup gak ya secara anak laki-laki rumornya menyusunya kuat banget. Terus BB nya naik dgn ideal nggak ya? Dan terus terus lainnya tanpa berkesudahan..
*panik*
*kepikiran*
*bingung*
*pusing*
*nyobain asi booster ini itu*

Tapiiiii, dokter laktasi Langit pernah blg banyak tidaknya asi itu bergantung pada supply meet demand. Makin banyak permintaan, makin banyak jg produksinya karena tubuh dipaksa untuk memproduksi terus. Lain halnya kalau permintaannya berkurang yaa produksinya juga berkurang.
Terus saya percaya? Nggaklah. Soalnya Langit menyusunya banyak tapi perasaan saya asi saya kejar tayang. Itu aja paniknya luar biasa krn takut BB nya gak nambah, padahal segede karung beras anaknya hihi..

Terus sempet baca dan liat postingan seseorang yang bahkan sampai hari ke 6 pun asinya hanya setetes tapi 5 bulan kemudian bisa jadi 1 freezer. Apa rahasianya? Dia punya jadwal pumping dan mendisiplinkannya. Dia pumping 2 jam sekali. WOW !!!
Terus saya berapa kali dalam sehari? Saya sih jujur pumping cuma saat PD terasa kencang aja. Padahal, ada tidaknya asi gak ditentukan sama kencang atau tidaknya PD sebetulnya. Finally, saya cobain rajin pumping. Jadi saya menyusui hanya pada 1 PD sebelah kanan, krn Langit lebih mudah menyusu di PD ini. Kemudian yang sebelah kiri saya pumping setiap 3 jam sekali atau selambat-lambatnya 4 jam sekali. Setiap pumping minimal saya dapat 50ml dari PD kiri saja kadang 100ml. Tapi saya paksa terus disiplinkan sudah 2 hari ini dan benar saja bahkan 2 jam sekali pun saya pumping tetap dapat 50ml minimal dr 1 PD kiri.
Alhamdulillah stock asip di kulkas setiap harinya minimal 500 ml dari PD kiri saja sedangkan PD kanan untuk menyusu langsung hehe..

Oiyaaaaa 1 lagi, jgn pernah berpikir kalau asi kita tidak cukup untuk anak kita. Asi booster bukan segalanya, krn yg mempengaruhi banyak tidaknya asi adalah supply and demand tadi. Saya tidak blg asi booster gak ada efeknya ya, krn saya jg pernah konsumsi ada efeknya tapi kalau minum asi booster nggak disertai dgn demand yang berimbang ya sama aja sih. Intinya bahagia, rajin direct breastfeeding, rajin pumping dan rileks serileks rileksnya (gayanya kayak bisa santai aja wong panikan haha :p).

Saya percaya kok kalau Tuhan menitipkan Langit sama saya sudah lengkap dengan makanannya :)

Maaf ceritanya kurang menghibur atau bahkan tidak menginspirasi. Siapa tau sedikit memberi motivasi *tetep* hahaha..

happy pumping moms !

Jumat, 13 Mei 2016

Jangan Khawatir dengan Tongue-tie

Tongue-tie...
Terus terang belum pernah denger sebelumnya.
Denger pertama kali waktu kontrol ke dokter laktasi. Dia bilang Langit tongue-tie. Untuk orang awam seperti kami sih cuma bisa melongo. haha..

Kami mengenal tongue-tie berawal dari produksi asiku yang masih sangat sedikit bahkan hari 1 & 2 melahirkan hanya keluar setitik titik itu juga waktu putingnya diperah kenceng-kenceng. Huft sedih rasanya. Tapi, krn katanya cadangan makanan bayi masih cukup 30% sampai 3 hari, aku tetap memaksa tidak memberikan langit sufor even asiku tdk keluar. Alhasil dia kuning dgn bilirubin 18.6. Tinggi banget broooo ;((

Finally, langit harus kembali dirawat terapi sinar 1x24 jam setelah 2 hari plg kerumah. Setelah dokter memperbolehkan pulang krn kadar bilirubinnya sudah normal, permasalahan tdk selesai sampai disini. Langit kesulitan menyusu padahal produksi asiku sudah mulai cukup, belum melimpah sih. Awalnya aku pikir krn bentuk putingku yang kurang menonjol, bukan mendelep yaa tapi hanya kurang menonjol. Tapi, aku masih bersikeras bisa dan harus bisa memberikan ASI bagaimanapun caranya. Karena tidak sabar aku sempat pumping dan memberikan asip, krn langit masih susah menyusu langsung padahal yang aku tau menyusu itu memompa di areola bukan puting. Jadi apapun kendala puting ibu, tdk akan kesulitan kalau perlekatannya benar. Langit sempat bisa menyusu bahkan sampai putingku lecet. Sakitttttnya sampai keluar air mata,, tapi demi asi apapun aku lakukan ;(

Kemudian saat kontrol ke dokter anak, dsa ku menyarankan untuk konsultasi ke dokter spesialis laktasi, namanya dokter maharani. Semua org dirumah sakit blg kalau dia hebat krn lulusan dari amerika. Bayanganku dokter maharani adalah dokter senior berusia setengah baya. Tapi salah total. Beliau nyaris seusiaku atau mungkin 30 somethinglah. Pinter beneran? Bangettttt..
Saking pinternya dia ngomong aku gakngerti hahaha.. cepet bgt ngomongnya.
Pertama masuk ruangan, aku dan suami langsug disuruh duduk dan menyusui. Dia komen soal lecet diputing kemudian dia membuka mulut langit. Dia blg : "anak lo tongue-tie nih".
Entah kenapa aku syok *padahal gaktau tongue-tie apaan buahaha*
Terus dia ngomong lagi : "tau gak lo tongue-tie"?
Aku blg : "nggak dok. Emg itu apa?"
Dokter : "coba angkat lidah lo"
Aku : *aku mengangkat lidah keatas*
Dokter : "normal. Coba bapaknya angkat lidahnya"
Suamiku mengangkat lidahnya
Dokter : "pantesan turunan dr bapaknya. Biasanya kasus tongue-tie 30% turunan dr orgtuanya"

Tongue-tie atau lip-tie : adanya jaringan pengikat yg lebih tebal sehingga kemampuan lidah atau bibir untuk naik turun menjadi lbh terbatas. Ini hal biasa, dan biasanya bayi laki-laki 3x lipat lbh sering mengalami tongue-tie dibandingkan dgn bayi perempuan. Tingkatan tongue-tie atau lip-tie inipun bermacam-macam sehingga dokter ada yg harus melakukan incisi/fretonomy/pembedahan dan ada yg tidak.

Lanjut ke konsultasi ....
Dokter : "gw buka aja, soalnya bakalan susah nih untuk seterusnya. Dia jd terbatas untuk nyusu. Kasian buat nantinya".
Aku : "iya dok yg penting bisa nyusu bener deh"

Akhirnya langit dipotonglah jaringan bawah lidahnya. Sempet syok krn darahnya ngocor, tapi si dokter langsung cepet ngasih ke aku untuk disusuin. Daaaannn bener kata si dokter, darahnya stop mengucur. Asi emg yahud deh ahhhh 😆
terus langit harus rajin senam lidah, biar gakterjadi reattachment/penempelan kembali jaringan yg dipotong tadi. Senamnya cukup memasukkan jari telunjuk dan menaikkan lidah sebanyak 5x sehari sebanyak 4x pengulangan masing-masing. Ini dilakukan selama 1 bulan dan dimulai 2-3 jam pasca incisi/fretonomy.

Yaudah sih intinya begitu. Jadi skrg rajin senamin aja biar lidahnya lentur dan makin jago menghisapnya. Apapun demi asi harus diperjuangkan bukan? Hidup para pejuang asi! 💪